Kamis, 05 September 2013

Sejarah Manajemen dan Fungsi Manajemen


SEJARAH MANAJEMEN

Perkembangan teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Para manajemen banyak mengalami dan menjumpai pandangan-pandangan tentang manajemen, yang berbeda adalah dalam penerapannya. Sejarah perkembangan manajemen sebagai ilmu, semakin pesat terutama setelah lahirnya aliran-aliran dalam manajemen. Pada umumn ya ada tiga aliran besar dalam ilmu manajemen.
1.      Aliran klasik, aliran ini mempunyai dua cabang, yaitu:
a.       Manajemen ilimiah.
(1)   Robert Owen (1771-1858), sebagai pelopor aliran ini, berpendapat bahwa peningkatan kondisi kerja dapat meningkatkan produksi dan laba dengan sendirinya. Ia menekankan bahwa unsur pekerja adalah unsur terpenting dalam proses produksi (pekerja disebut vital machines/ mesin utama).
(2)   Charles Babbage (1792 1871) berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja akan meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya. Dia mengemukakan bahwa seorang pekerja dapat dilatih suatu keterampilan tertentu (menganjukan diadakannya pembagian kerja), dan harus bertanggung jawab terhadap bagian yang dikerjakan sesuai keterampilannya.
Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu:
1.      Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2.     Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3.     Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
4.      Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja.
(3) Frederick Winslow Taylor (1856-1915). Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientifick management). Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem trial and error. Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan.
(4) Henry Laurance Gantt (1861 1919). Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2.   Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3.   Pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4.   Penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
(5) Frank B. (1868-1924) dan Lillian M. Gilbert (1878-1972). Dua tokoh ini memepelajari aspek kelelahan dan gerak. Konsep Lillian menyatakan bahwa sasaran akhir manajemen adalah menolong pekerja untuk mencapai kemampuannya yang optimal sebagai manusia. Menurut Gilbert, gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan yang dihilangkan akan mengurangi kelelahan, sehingga dapat meningkatkan semangat para pekerja. Ia mengembangkan rencana tiga kedudukan untuk suatu promosi sebagai program pengembangan karyawan dan mendorong semangat.
b.      Teori organisasi klasik.
Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General atau Gneral and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Constance Storrs. Fayol membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan, fungsi ini dikenal sebagai fungsionalisme. Fayol. Selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu:
1. Teknik Produksi, berhubungan dengan produk yang dihasilkan oleh organisasi,
2. Komersial, yang berhubungan dengan bahan mentah yang diolah untuk dipasarkan,
3. Keuangan, yang berhubungan dengan penggunaan dana perusahaan,
4. Keamanan, yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan para pekerja dan  perusahaan atau organisasi
5. Akuntansi, yang berhubungan dengan pengadministrasian atau pembukuan seluruh aktivitas organisasi, misalnya pencatatan pemasukkan dan pengeluaran,
6. Manajemen, berhubungan dengan seluruh pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen, peran dan tanggung jawab manajer organisasi.
2.      Aliran perilaku
a.      Hugo Munsterberg (1862 1916)
Hugo merupakan pencetus psikologi industri sehingga dikenal sebagai bapak psikologi industri. Bukunya yaitu Psikology and Industrial Efficiensy, menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktivitas harus melakukan tiga cara pertama penemuan best possible person, kedua penciptaan best possible work dan ketiga penggunaan best possible effect.
b.      Elton Mayo
Terkenal dengan percobaan-percobaan Howthorne, dimana hubungan manusiawi menggambarkan manajer bertemu atau berinteraksi dengan bawahan. Bila moral dan efisiensi kerja memburuk, maka hubungan manusiawi dalam organisasi juga akan buruk.
3.      Aliran ilmu manajemen.
Selain tiga aliran tersebut, dalam ilmu manajemen dikembangkan pendekatan-pendekatan, yaitu:
1.      Pendekatan sistem.
Pendekatan sistem adalah pendekatan yang memandang organisasi sebagai suatu sistem yang merupakan kesatuan, dan bagian-bagian yang saling berkaitan. Organisasi juga dipandang sebagai bagian dari lingkungan yang lebih luas. Kegiatan yang dilakukan oleh salah satu bagian mana pun akan memengaruhi seluruh bagian yang lain, oleh karena itu, setiap pimpinan tidak dapat hanya terpaku pada bagiannya masing-masing tetapi haruas berkomunikasi dengan wakil dari organisasi yang lain, agar langkah yang diambil oleh stiap bagian selalu dipertimbangkan dampaknya pada bagian-bagian yang lain dalam organisasi maupun lingkungannya.
2.      Pendekatan kontigensi
Pendekatan kontingensi berkaitan dengan analisi situasi dan kondisi. Pendekatan ini digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.
3.      Gerakan hubungan antarmanusia baru.
Pendekatan ini bersifat holistik dan integral, dengan cara mengombinasikan sifat dasar dan karakter manusia dengan pendekatan ilmiah tentang organisasi. Dengan pendekatan ini, terjadi perpaduan antara pemahaman ilmiah dengan gejala kemanusiaan yang normal, baik secara fisik maupun psikis.

FUNSI-FUNGSI MANAJEMEN
1.      Henry Fayol merinci lebih sistematis tentang fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
  • Planning (perencanaan)
  • Organizing (pengorganisasian)
  • Coordinating (pengoordinasian)
  • Commanding (pengarahan)
  • Controling (pengawasan)

Bertitik tolak dari fungsi manajemen tersebut, Fayol menetapkan asas-asas manajemen yang bersifat umum, yaitu:
  • Asas pembagian kerja
  • Asas wewenang dan tanggung jawab
  • Disiplin
  • Kesatuan perintah
  • Kesatuan arah
  • Asas kepentingan umum
  • Pemberian janji yang wajar
  • Pemusatan wewenang
  • Rantai berkala
  • Asas keteratuan
  • Asas keadilan
  • Kestabilan masa jabatan
  • Inisiatif
  • Asas kesatuan
2.      Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnell, fungsi manajemen, selain perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan, ada pula fungsi staffing, yaitu penyusunan staf atau kepegawaian dan directing, artinya pengarahan.
3.      Luther M. Gillich menambah fungsi manajemen dengan fungsi reporting, yaitu penyampaian laporan dan budgeting, penyusunan anggaran pembelajaran.
4.      George R. Terry menembahkan dengan fungsi actuating, yaitu penggerakan.
5.      Louis A. Allen menyatakan adanya fungsi leading, yaitu kepemimpinan.
6.      John R. Beisline mengutarakan hal yang sama dengan Fayol, yaitu:
  • Planning
  • Organizing
  • Commanding
  • Controling
7.      Prajudi Atmosudirjo merinci fungsi manajemen sama dengan Louis A. Allen.
8.      William H. Newman menambahkan dengan fungsi assembling resources, yaitu penyusunan pegawai atau personalia.
9.      Sondang P. Siagian dengan menambahkan fungsi motivating, yaitu mendorong seluruh pegawai untuk bekerja sesuai dengan arahan dan tujuan yang telah ditetapkan.
10.  Lyndal F. Urwick menyatakan adanya fungsi forecasting, yaitu mengadakan prediksi, memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
11.  Winardi menjelaskan adanya fungsi komunikasi dalam suatu organisasi.
12.  The Liang Gie menjelaskan adanya fungsi decision making, membuat keputusan dan fungsi improving, yaitu melakukan improvisasi, pengayaan pendekatan, metode, dan strategi dalam mencapai tujuan.
13.  Jhon D. Millet menambahkan fungsi  facilitating, yaitu pemberian fasilitas.
Fungsi-fungsi manajemen di atas berkaitan secara langsung dengan lembaga pendidikan, karena merupakan salah satu jenis organisasi. Dengan demikian, fungsi-fungsi manajemen diterapkan dalam seluruh kegiatan organisasi, tidak terkecuali lembaga pendidikan.
Sumber :
http://ophiiciiduduth.blogspot.com/2013/04/makalah-sejarah-perkembangan-manajemen.html
Hikmat.2009.Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar