A. Pengertian Knowledge Management (Manajemen Pengetahuan)
Knowledge Management (KM) dapat diklasifikasikan berdasarkan dua sisi yaitu secara operasional dan strategis. Knowledge Management secara operasional artinya manajemen pengetahuan merupakan aktifitas perusahaan atau organisasi dimana terjadi pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan, sedangkan knowledge management secara strategis artinya manajemen pengetahuan merupakan langkah untuk memantapkan setiap organisasi atau perusahaan sebagai perusahaan yang berbasis pengetahuan. Berikut ini merupakan definisi-definisi tentang knowledge management (KM) :
1.
HarvardCollege (1999)
Knowledge Management merupakan
suatu proses terformat dan terarah dalam mencerna informasi yang telah dimiliki
suatu perusahaan dan mencari apa yang dibutuhkan oleh masing-masing individu
didalam perusahaan tersebut untuk kemudian memfasilitasinya agar mudah diakses dan
selalau tersedia bilamana dibutuhkan.
2.
Amrit Tiwana
Knowledge Management merupakan pengelolaan pengetahuan secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan membangkitkan keuntungan yang bersaing.
Knowledge Management merupakan pengelolaan pengetahuan secara terorganisasi untuk membuat nilai bisnis dan membangkitkan keuntungan yang bersaing.
3.
Kirk Klassio
Knowledge Management merupakan
kemampuan untuk membuat dan menguasai nilai tinggi dari inti persaingan bisnis.
Manajemen pengetahuan (knowledge
management) dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang digunakan
oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan,
menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali,
diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait
dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu
seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau
tingkat inovasi yang lebih tinggi.
Sesuai dengan definisi knowledge management,
yaitu sebuah seni dalam menghasilkan value dari asset tidak berwujud (intangible
assets) yang dimiliki perusahaan, maka Karl Erik Sveiby (1996)
mengelompokkan intangible asset sebagai berikut: [1][2]
1. External structure, yaitu
asset yang berasal dari luar perusahaan (customer, supplier). Aset ini dapat
dibangun dengan cara menggali knowledge dari customer (gain
knowledge from customer) dan menawarkan pelayanan (knowledge) ekstra
kepada customer (offer customers additional knowledge). Misalnya
menciptakan hotline (bebas pulsa) untuk menampung keluhan atau customer
complaints dengan bantuan database system untuk kemudian dicarikan
solusinya.
2. Internal structure, yaitu
asset yang berasal dari dalam perusahaan seperti patent, merk, sistem, dan
strong culture. Aset ini dapat dibangun dengan cara menciptakan budaya yang
menekankan pada peningkatan pengetahuan (build knowledge sharing culture),
memanfaatkan knowledge yang ada untuk menghasilkan pendapatan, (create new
revenues from existing knowledge), menyimpan, memanfaatkan, dan
menyebarluaskan kembali knowledge yang berbentuk -‘best practice’ database-
dari pengalaman masa lalu (capture individual’s tacit knowledge, store it,
spread it and re-use it), mengukur kinerja intangible asset (measures
knowledge creating processes and intangible assets). Misalnya menciptakan
teamwork atau unit kerja khusus yang bertanggung jawab terhadap sharing
knowledge dalam perusahaan, menjual knowledge/best practice kepada
perusahaan lain, menerbitkan laporan tahunan perusahaan yang memuat intangible
assets (invisible balance sheet).
3. Competence of people, yaitu
asset yang berasal dari knowledge yang dimiliki SDM baik yang menyangkut
potensi kemampuan (tacit), kemampuan implementasi (explisit),
kemampuan saling mendistribusi pengetahuan (sharing), dan kemauan
belajar untuk meningkatkan pengetahuannya (learning). Hal ini bisa
diperoleh dengan cara membuat sistem SDM berdasarkan knowledge management (create
careers based on knowledge management), menciptakan iklim kerja yang
mendorong adanya transfer knowledge kepada pegawai yang berpotensi (create
micro environments for tacit knowledge transfer), dan mendukung program
pendidikan dengan teknologi komunikasi (support education with communication
technology), dan belajar dari berbagai uji coba dan simulasi
program/kebijaksanaan perusahaan (learn from simulations and pilot
installations). Misalnya menciptakan sistem penggajian yang memberikan reward
material dan atau jabatan kepada pegawai yang berhasil dalam melakukan sharing
knowledge dan menerbitkan majalah/bisnis jurnal untuk mendorong proses
learning dari pegawai yang berpotensi dengan cara menulis baik sendiri maupun
secara teamwork.
Dari Penjelasan
diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan organisasi yang mampu tumbuh
dan berkembang, dibutuhkan modal, yaitu segala bentuk kekayaan yang dapat digunakan
untuk menghasilkan kekayaaan (market value) yang lebih besar.
B.
Tujuan Knowledge Management
Implementasi knowledge management
atau manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap
proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, beberapa
manfaat knowledge management atau manajemen pengetahuan bagi
perusahaan antara lain:
1.
Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur
dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut
untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan
biaya.
2.
Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan
kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan
pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses
kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat
meningkatkan kompetensinya.
3.
Kemampuan beradaptasi. Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan
perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
4.
Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang
untuk proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari
perusahaan akan meningkat.
C. Konsep Knowledge ManagementKonsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.
Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam menyikapi perubahan tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM.
Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol, karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut.
D. Jenis Penerapan Knowledge Management
Perbedaan yang paling signifikan di
antara jenis knowledge ialah tacit versus explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995).
Di dalam organisasi explicit knowledge tidak menjadi masalah karena mudah
didokumentasikan, diarsipkan, dan diberi kode. Di lain pihak, tacit knowledge
merupakan suatu tantangan tersendiri karena pengetahuan sering kali dirasakan
sangat berharga untuk dibagikan dan digunakan dengan cara yang tepat. Pemahaman
akan perbedaan kedua jenis knowledge ini sangatlah penting, dan yang perlu
diperhatikan juga adalah aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk memindahkan
jenis knowledge yang berbeda.
1.
Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1.
Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2.
Susah untuk diucapkan
3.
Berkembang dari kejadian langsung dan pengalaman
4.
Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka
tacit knowledge dikategorikan sebagai personal knowledge atau dengan kata lain
pengetahuan yang diperoleh dari individu (perorangan).
Personal Knowledge
Menurut Berkeley (1957, p. 23) pengetahuan manusia bermula pada saat orang
mendapatkan ide dimana kesan tersebut muncul dari perasaan dan sistem kerja
pikiran atau dengan kata lain ide dibentuk dengan bantuan dari memori dan
imajinasi yang menambah, membagi, mengungkapkan perasaan sebenarnya.
Selanjutnya menurut Bahm (1995, p. 199) penelitian pada sifat dasar
pengetahuan seketika mempertemukan perbedaan antara knower dan known, atau
seringkali diartikan dalam istilah subject dan object, atau ingredient
subjective dan objective dalam pengalaman. Pengalaman yang diperoleh tiap
karyawan tentunya berbeda-beda berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat
diprediksi. Definisi experience yang diambil dari kamus bahasa Inggris adalah
the process of gaining knowledge or skill over a period of time through seeing
and doing things rather than through studying. Yang artinya proses memperoleh
pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat dan melakukan
hal-hal daripada dengan belajar.
Davenport dan Prusak dalam Martin (2010, p. 2) mendefinisikan personal
knowledge is a fluid mix of framed experience, values, contextual information
and expert insight that provides a framework for evaluating and incorporating
new experiences and information.” Secara garis besar, berarti gabungan dari
pengalaman, nilai – nilai, informasi kontekstual, dan wawasan luas yang
menyediakan sebuah kerangka pengetahuan untuk mengevaluasi dan menggabungkan
pengalaman – pengalaman dan informasi yang baru.
Menurut Martin (2010), personal knowledge didapat dari instruksi formal dan informal. Personal knowledge juga termasuk ingatan, story-telling, hubungan pribadi, buku yang telah dibaca atau ditulis, catatan, dokumen, foto, intuisi, pengalaman, dan segala sesuatu yang dipelajari, mulai dari pekarangan hingga pengembangan nuklir.
Menurut Martin (2010), personal knowledge didapat dari instruksi formal dan informal. Personal knowledge juga termasuk ingatan, story-telling, hubungan pribadi, buku yang telah dibaca atau ditulis, catatan, dokumen, foto, intuisi, pengalaman, dan segala sesuatu yang dipelajari, mulai dari pekarangan hingga pengembangan nuklir.
2.
Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi (1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang, explicit knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
1.
Dapat diucapkan secara tepat dan resmi.
2.
Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi,
dan dikomunikasikan
Penerapan
explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam
bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan
dapat mempelajarinya secara independent.
Job Procedure
Job Procedure
Secara terpisah pengertian job adalah a responsibility, duty or function,
dan procedure adalah a formal or official order or way of doing things. Jadi
pengertian job procedure atau prosedur kerja adalah tanggung jawab atau tugas
yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara melakukan hal-hal.
Berdasarkan pernyataan Anshori selaku pihak yang mencetuskan knowledge
management, salah satu bentuk konkret dari explicit knowledge adalah Standard
Operation Procedure.
Standard Operation Procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk
mempertahankan kualitas dan hasil kerja. Dengan menggunakan Standard Operation
Procedure maka tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan, juga tamu akan
terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Disamping itu Standard Operation
Procedure diciptakan agar para tamu merasa nyaman dalam mendapatkan apa yang dibutuhkan
dan diinginkan. Standard Operation Procedure sendiri dalam pelaksanaannya
sangat fleksibel karyawan dapat memberikan masukan berdasarkan pengetahuan yang
didapat.
Lebih lanjut menurut Sulastiyono (2001, p. 244) Standard adalah sebagai
langkah awal untuk mendapatkan derajat kesesuaian suatu produk, dibandingkan
dengan harapan-harapan tamu. Oleh sebab itu, agar suatu jenis pekerjaan dapat
menghasilkan produk yang standard dari waktu ke waktu, maka cara-cara
mengerjakan untuk menghasilkan produk tersebut juga harus dilakukan dengan
cara-cara yang standard pula. Yang dimaksudkan dengan produk yang standard
adalah:
a.
Memiliki derajat kesesuaian untuk pemakai.
b.
Setiap jenis produk yang dihasilkan untuk digunakan,
secara konsisten memiliki spesifikasi yang sama.
E. Elemen Pokok Knowledge
1.
People
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
Yang berarti Knowledge Management berasal dari orang. People merupakan bentuk dasar untuk membentuk knowledge baru. Tanpa ada orang tidak akan ada knowledge.
2.
Technology
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
Merupakan infrastruktur teknologi yang standar, konsisten, dan dapat diandalkan dalam mendukung alat-alat perusahaan.
3.
Processes
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu.
Yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesyahkan, mentransformasikan, dan menyebarkan knowledge ke seluruh perusahaan dilengkapi dengan menjalankan prosedur dan proses tertentu.
http://pengertianmanagement.blogspot.com/2012/11/pengertian-knowledge-management.html
http://mgt-sdm.blogspot.com/2013/03/knowledge-management.html
http://wisatahary.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2011/01/24/knowledge-management-pengertian-dan-manfaat-bagi-organisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar